El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin (BTC) sebagai mata uang resmi pada 7 September 2021. Keputusan ini diambil oleh Presiden Nayib Bukele, dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan, menarik investasi asing, dan mengurangi biaya remitansi bagi warga El Salvador yang bekerja di luar negeri. Namun, langkah ini mendapat banyak tantangan, terutama dari lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), yang meminta El Salvador untuk menghentikan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi.
Mengapa El Salvador Mengadopsi Bitcoin?
El Salvador adalah negara kecil di Amerika Tengah dengan ekonomi yang sangat bergantung pada pengiriman uang (remittance) dari pekerja migran di Amerika Serikat. Sebelum mengadopsi Bitcoin, El Salvador menggunakan dolar AS (USD) sebagai mata uang resmi sejak tahun 2001. Beberapa alasan utama El Salvador mengadopsi Bitcoin:
1. Mengurangi Biaya Remitansi
Sekitar 20% dari PDB El Salvador berasal dari remitansi. Dengan Bitcoin, biaya pengiriman uang bisa lebih rendah dibandingkan sistem perbankan tradisional atau layanan transfer seperti Western Union.
2. Meningkatkan Inklusi Keuangan
Sekitar 70% penduduk El Salvador tidak memiliki rekening bank. Bitcoin dianggap sebagai solusi untuk memberikan akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan.
3. Menarik Investor dan Wisatawan Kripto
Bukele ingin menjadikan El Salvador sebagai pusat investasi Bitcoin global dengan kebijakan ramah kripto dan proyek seperti "Bitcoin City", yang didanai oleh obligasi Bitcoin.
4. Kedaulatan Ekonomi
Dengan Bitcoin, El Salvador berharap bisa mengurangi ketergantungan terhadap kebijakan moneter AS yang mengontrol dolar.
Tantangan dan Kritik dari IMF
Sejak awal, kebijakan Bitcoin di El Salvador mendapat perlawanan dari lembaga internasional, terutama IMF. IMF memberikan beberapa alasan mengapa El Salvador sebaiknya menghentikan penggunaan Bitcoin sebagai mata uang resmi:
1. Risiko Stabilitas Ekonomi
Bitcoin dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi. IMF khawatir bahwa penggunaan BTC dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, terutama bagi masyarakat yang tidak terbiasa dengan fluktuasi harga yang tajam.
2. Ancaman terhadap Sistem Keuangan
Dengan adopsi Bitcoin, IMF menilai ada risiko pencucian uang dan pendanaan ilegal karena sifat Bitcoin yang pseudonim dan sulit dilacak dibandingkan dengan mata uang fiat.
3. Sulitnya Regulasi dan Pengawasan
Bank sentral biasanya mengontrol kebijakan moneter melalui suku bunga dan pencetakan uang, tetapi dengan Bitcoin, kontrol ini hilang karena BTC bersifat desentralisasi.
4. Masalah Keuangan Publik
Pemerintah El Salvador membeli Bitcoin dengan dana publik, yang menjadi kekhawatiran karena harga BTC berfluktuasi tajam. Ketika harga turun, aset negara ikut mengalami penurunan nilai.
Karena alasan-alasan ini, IMF berulang kali meminta El Salvador untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi penggunaan Bitcoin sebagai mata uang resmi.
Respons El Salvador terhadap Tekanan IMF
Meskipun mendapat tekanan dari IMF, Bukele tetap mempertahankan kebijakan Bitcoin di negaranya. Bahkan, ia terus menambah kepemilikan Bitcoin negara dan memperkenalkan lebih banyak kebijakan terkait kripto, termasuk rencana membangun Bitcoin City, yang akan beroperasi dengan energi geotermal dari gunung berapi.
Bukele juga mengklaim bahwa kebijakan Bitcoin telah membawa dampak positif, seperti meningkatnya jumlah wisatawan dan investasi asing. Data menunjukkan bahwa jumlah turis ke El Salvador meningkat sejak adopsi Bitcoin, dan banyak pengusaha kripto yang tertarik untuk berinvestasi di negara tersebut.
Kesimpulan
El Salvador menjadi contoh pertama negara yang berani mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi, meskipun mendapat banyak tantangan, terutama dari IMF. Hingga saat ini, pemerintah El Salvador tetap kukuh dalam kebijakan Bitcoin mereka, meskipun masih menghadapi berbagai risiko ekonomi dan tekanan internasional.
Keberhasilan atau kegagalan El Salvador dalam proyek Bitcoin ini akan menjadi pelajaran penting bagi negara lain yang ingin mengadopsi mata uang kripto sebagai bagian dari sistem ekonomi mereka.
Namun, menurut laporan dari Nearshore Americas, Pemerintah El Salvador kini telah mencabut ketentuan yang mengizinkan pembayaran pajak dan transaksi pemerintah menggunakan Bitcoin. Selain itu, negara juga menarik diri dari peran dalam pengelolaan Chivo Wallet, dompet digital yang sebelumnya menjadi simbol ambisi kripto El Salvador.
Langkah ini diduga kuat terjadi akibat tekanan dari IMF, yang sejak awal menentang adopsi Bitcoin di El Salvador. Sementara itu, kontras dengan sikap IMF terhadap El Salvador, Amerika Serikat justru mulai mengadopsi kripto secara lebih luas dan berambisi menjadi pemimpin global dalam industri aset digital. Hal ini menunjukkan perbedaan pendekatan antara negara berkembang yang menghadapi tekanan dari lembaga keuangan global dan negara maju yang berusaha menguasai industri kripto secara strategis.
Idrus Haddar
Dari berbagai sumber